Rabu, 31 Maret 2010

karya tulis ilmiah

LAPORAN ILMIAH


tema :
RASA NASIONALISME REMAJA

judul :
NASIONALISME PELAJAR PADA PELAKSANAAN UPACARA BENDERA


oleh :

Neng Sri Nur Endah
XII (dua belas)
Teknik Komputer dan Jaringan
SMK BINA ESSA Bandung Barat


I.PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara yang baik di lihat dari perilaku warga negaranya yang baik pula. Warga negara yang memiliki kecintaan terhadap negerinya mencerminkan negara yang besar. Di kalangan pelajar, rasa nasionalisme terhadap bangsa telah ditunjukkan dengan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap minggunya, yaitu Upacara Penaikan Bendera.

Dalam kegiatan upacara bendera yang rutin dilaksanakan pada hari senin tersebut, dapat diukur sejauh mana rasa nasionalisme yang dimiliki oleh para remaja. Karena terlihat sejauh ini, nasionalisme remaja terasa kurang keefektifannya. Maka, penulis melakukan sebuah penelitian sebagai alat ukur rasa nasionalisme remaja.

Kegiatan dilaksanakan di SMK Bina ESSA Bandung Barat. Siswa SMK kelas XII TKJ diambil penulis sebagai sample. Kegiatan ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu, observasi dimulai pada hari senin tanggal 25 Januari 2010 sampai 8 Februari 2010. Pengukuran sample dilihat dari nilai-nilai kedisiplinan, kesiapan dan pelaksanaan. Serta diharapkan setelah terlaksananya penelitian ini, remaja Indonesia dapat meningkatkan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.

B. TUJUAN

Adapun Tujuan kegiatan ini, sebagai berikut :
1. Meningkatkan rasa nasionalisme pelajar
2. Meningkatkan kedisiplinan pelajar
3. Menyempurnakan kesiapan, kesigapan petugas
4. Meningkatkan kemandirian pelajar, serta
5. Meningkatkan ketertiban siswa



C. MASALAH

1. Dalam era globalisasi ini apakah masih terdapat rasa nasionalisme pada remaja?
2. Sejauh mana tingkat kedisplinan pelajar?
3. Seberapa siapkah seorang petugas upacara dalam melaksanakan tugasnya?
4. Apakah seorang pelajar SMK saat ini sudah cukup mandiri?
5. Apakah sudah tertib para pelajar SMK dalam mengikuti pelaksanakan upacara bendera?

II.ISI
A. PEMBAHASAN
Arti Nasionalisme
Nasionalisme dalam bahasa Inggris “nation”  adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme di Indonesia adalah suatu konstruksi yang dibangun dan dipelihara posteriori. Sejarah perjuangan bangsa penuh heroik dalam mencapai kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah salah satu bagian konstruksi terpenting sehingga selama 60 tahun bagian ini menjadi perekat integrasi bangsa.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu “identitas budaya”, debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
Kerja nasionalisme merupakan suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi yang sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu ” bangsa ” yang aktual atau ” bangsa ” yang pontesial. Definisi ini mengikat ideologi pada gerakan yang berorientasi sasaran, karena sebagai ideologi, nasionalisme menetapkan jenis-jenis tindakan tertentu.konsep inti ideologilah yang menetapkan sasaran gerakan, sehingga membedakannya dengan jenis gerakan lainnya.
Kaitan erat antara ideologi dan gerakan tidaklah membatasi konsep nasionalisme sekadar sebagai gerakan yang mengupayakan kemadirian. Kata ’mempertahankan’ dalam definisi kerjanya itu mencakup pengaruh nasionalisme. Bentuk budaya bangsa dari kaum nasionalis tersebut adalah bangsa yang anggota-anggotanya sadar akan kesatuan budaya dan sejarah nasional mereka. Mereka juga mengabdikan diri untuk menggali individualitas nasional mereka melalui pendidikan dan institusi- institusi nasional. Hal yang pribumi adalah popular ipso facto.
Bangsa adalah suatu bentuk simbolisme politik dan budaya publik, dan tak pelak lagi merupakan budaya massa yang dipolitisasikan, yang berupaya membolisasikan warga negara agar mencintai bangsa mereka, mematuhi hukumnya, dan membela tanah air mereka.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
(Sumber : http://lusy.ngeblogs.com/2010/03/12/tentang-nasionalisme/, http://arijall.wordpress.com/)

B. DATA

1. KEDISIPLINAN

Hal yang perlu dikembangkan dari remaja (pelajar) salah satunya yaitu sikap disiplin. Kedisiplinan dapat dilihat dari cara berpakaian, tepat waktu, dan keikutsertaan diklat.


2. PERSIAPAN

Dalam pelaksanaan upacara bendera, diperlukan petugas upacara yang siap dan sigap untuk dapat melaksanakan jalannya upacara dengan baik dan peserta yang tertib.


3. PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaannya, upacara bendera tiap hari senin, dari minggu ke minggu kemungkinan mengalami perbaikan atau bahkan mungkin penurunan.



III.KESIMPULAN

Rasa Nasionalisme pada Bangsa Indonesia terlihat masih terdapat dalam diri pelajar SMK dengan terlaksananya upacara penaikan bendera yang rutin dilaksanakan setiap hari senin. Meskipun masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya, namun kehadiran dan keikutsertaan siswa dalam upacara tersebut telah menunjukkan rasa nasionalisme terhadap Negara Indonesia. Pelaksanaan kegiatan upacara bendera ialah sebagai bentuk pembelajaran bagi pelajar agar dapat meningkatkan rasa nasionalisme. Dan itu dapat terbukti dalam data observasi yang penulis lakukan selama tiga minggu ini. Pengaruh Globalisasi yang berdampak pada remaja dewasa ini masih dapat dikendalikan dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penunjukan rasa nasionalisme dan terus dapat dikembangkan dikemudian hari.


IV.PENUTUP

Demikian Laporan yang berkaitan dengan “Nasionalisme Pelajar pada Upacara Bendera”, data dan hasil observasi ataupun penelitian yang telah tertulis ini dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis. Dan penulis berharap dengan adanya penelitian ini remaja Indonesia khususnya pelajar memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan dapat mengembangkannya guna meningkatkan kualitas Negara menjadi Negara yang maju. Penulis menyampaikan permohonan maaf apabila dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kesalahan. Kritik dan saran penulis terima dengan besar hati dan akan menjadi motivasi untuk penulis agar menjadi lebih baik lagi.

Senin, 29 Maret 2010

laporan berkala indo

X.I . Memahami Lafal, Tekanan dan Jeda yang Lazim / Baku dan yang Tidak Baku.

A. Lafal
Lafal Merupakan pengucapan bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang berbeda atau mirip dinamakan fonem.
B. Intonasi/ Tekanan
Intonasi adalah lagu kalimat atau ucapan yang ditekankan pada suku kata atau kata sehingga bagian itu lebih keras (tinggi) ucapannya daripada bagian yang lain.
- Tekanan Keras : menggunakan kalimat perintah (dalam suasana marah/emosi)
- Tekanan lembut : menggunakan kalimat perintah dan kalimat berita (suasana sedih atau meminta)
 Tanda tekanan
- Tekanan paling keras (`)
- Tekanan keras (~)
- Tekanan Lembut (^)
C. Jeda
Untuk memisahkan bagian ujaran yang satu dengan ujaran yang lainnya atau hentian sementara dalam ujaran.
 Lafal, Tekanan, dan Jeda yang baku.
Contoh: - Kenapa saya harus rajin belajar?
- Ibu mengatakan saya harus rajin belajar.

 Lafal, Tekanan, dan Jeda yang tidak baku
Contoh: - Saya harus rajin belajar
- Ibu menyuruh saya supaya rajin belajar


X.II. Memahami Informasi Lisan
A. Fakta dan Pemerian
Fakta adalah hal, peristiwa yang merupakan kenyataan. Sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Contoh: Pada hari kamis tanggal 14 september pukul 17.30 wib terjadi gema bumi Indonesia tepatnya di Bengkulu.

B. Ragam Bahasa

Jenis-jenis ragam bahasa :
1. Ragam bahasa bersifat perorangan (idiolek)
2. Ragam bahasa yang digunakan oleh orang di daerah tertentu atau sekelompok orang (logat/dialek)
3. Ragam bahasa yang dimiliki oleh kelompok, anggota, masyarakat dari golongan social tertentu (sosiolek)
4. Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan, pekerjaan, atau profesi tertentu (fungsiolek)
5. Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal disebut ragam bahasa baku atau standar. Ragam bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah fornologi dan morfologi (pidato/khutbah)
6. Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal disebut bahasa tidak resmi (di tempat umum)
7. Ragam bahasa yang digunakan secara lisan disebut bahasa lisan dan ragam bahasa tertulis disebut bahasa tertulis.


X.III. Membaca cepat dengan teknik memindai (scanning) dan teknik layap (skimming)

A. Teknik memindai (scanning)
Scanning adalah membaca dengan cepat secara terperinci terhadap objek yang tidak dibutuhkan.
B. Teknik layap (skimming)
Membaca dengan tujuan mencari intisari, topic bacaan/ mencari informasi tertentu dengan cara membaca cepat meluncur dari paragraph ke paragraph.


XI.I. Mengubah Informasi Lisan ke Bentuk Non Verbal
A. Memahami Informasi Grafis
Grafik adalah Lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar. Biasanya menggambarkan turun naiknya hasi, statistic, dsb.
Macam-macam grafik :
- Grafik garis
- Grafik Batang
- Grafik Kolom
- Grafik Pie (Lingkaran)
Bentuk Informasi Non Verbal :
- Tabel
- Diagram
- Grafik
- Bagan

Contoh :
Hasil ulangan bahasa Indonesia kelas XII TKJ
Siswa Kelas XII TKJ berjumlah 27 siswa, 7 orang siswa mendapat nilai 80, 5 orang siswa mendapat 90, 10 orang siswa mendapat 70, 3 orang siswa mendapat 85, dan 2 orang siswa mendapat 75.

Jumat, 26 Maret 2010

laporan ilmiah sederhana

LAPORAN ILMIAH

RASA NASIONALISME REMAJA

oleh :

Neng Sri Nur Endah

XII (dua belas)

Teknik Komputer dan Jaringan

1.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara yang baik di lihat dari perilaku warga negaranya yang baik pula. Warga negara yang memiliki kecintaan terhadap negerinya mencerminkan negara yang besar. Di kalangan pelajar, rasa nasionalisme terhadap bangsa telah ditunjukkan dengan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap minggunya, yaitu Upacara Penaikan Bendera.

Dalam kegiatan upacara bendera yang rutin dilaksanakan pada hari senin tersebut, dapat diukur sejauh mana rasa nasionalisme yang dimiliki oleh para remaja. Karena terlihat sejauh ini, nasionalisme remaja terasa kurang keefektifannya. Maka, penulis melakukan sebuah penelitian sebagai alat ukur rasa nasionalisme remaja.

Kegiatan dilaksanakan di SMK Bina ESSA Bandung Barat. Siswa SMK diambil penulis sebagai sample. Kegiatan ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu. Pengukuran sample dilihat dari nilai-nilai kedisiplinan, kesiapan dan pelaksanaan. Serta diharapkan setelah terlaksananya penelitian ini, remaja Indonesia dapat meningkatkan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.

B. TUJUAN

Adapun Tujuan kegiatan ini, sebagai berikut :

1.

Meningkatkan rasa nasionalisme pelajar
2.

Meningkatkan kedisiplinan pelajar
3.

Menyempurnakan kesiapan, kesigapan petugas
4.

Meningkatkan kemandirian pelajar, serta
5.

Meningkatkan ketertiban siswa

C. MASALAH

1.

Dalam era globalisasi ini apakah masih terdapat rasa nasionalisme pada remaja?
2.

Sejauh mana tingkat kedisplinan pelajar?
3.

Seberapa siapkah seorang petugas upacara dalam melaksanakan tugasnya?
4.

Apakah seorang pelajar SMK saat ini sudah cukup mandiri?
5.

Apakah sudah tertib para pelajar SMK dalam mengikuti pelaksanakan upacara bendera?

2.

PEMBAHASAN

A. KEDISIPLINAN

Hal yang perlu dikembangkan dari remaja (pelajar) salah satunya yaitu sikap disiplin. Kedisiplinan dapat dilihat dari cara berpakaian, tepat waktu, dan keikutsertaan diklat.

B. PERSIAPAN

Dalam pelaksanaan upacara bendera, diperlukan petugas upacara yang siap dan sigap untuk dapat melaksanakan jalannya upacara dengan baik dan peserta yang tertib.
C. PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaannya, upacara bendera tiap hari senin, dari minggu ke minggu kemungkinan mengalami perbaikan atau bahkan mungkin penurunan.


3.KESIMPULAN

4.PENUTUP